Cek! 3 CROWDE Review dari Petani yang Memperoleh Manfaatnya

Pengin pergi ke luar angkasa, menjelajah antariksa, hingga tiba di Mars, mungkin impian yang terlalu muluk. Tapi, CROWDE hanya punya cita-cita sederhana, kok, yaitu ingin mengembalikan senyum petani Indonesia. Apakah cita-cita tersebut sudah berhasil terwujud? Ya, meski memang belum sempurna, tapi kami terus berproses untuk bisa mencapai ke sana. Berikut CROWDE review dari para mitra petani yang merasa telah memperoleh manfaat dari apa yang kami lakukan hingga saat ini. Yuk, sama-sama kita cari tau!

CROWDE review: Entaskan masalah permodalan yang menghambat usaha tani 

Pak Budi adalah mitra petani CROWDE yang memiliki lahan garapan seluas 2.500 m2. Dia mengaku, saat menjalankan usaha pertanian tentu tidak selamanya mudah. Berbagai hambatan juga ia temukan, salah satunya masalah permodalan. Usaha pertanian membutuhkan modal awal yang nggak sedikit. Itu mengapa, jika tidak ada modal, usaha pertaniannya pun terpaksa mandeg. 

Sebut saja, untuk budidaya sayuran seperti labu siam, petani membutuhkan modal awal sekitar Rp10 juta. Nah, mereka mau pinjam ke bank tanpa jaminan apa-apa, pasti akan sulit. Ditambah, mereka tak bisa mencicil pembayaran tiap bulan karena petani baru akan memperoleh pendapatan setelah masa panen. Pinjam ke tengkulak pun tidak membantu. Misal butuhnya Rp10 juta, cuma dapatnya Rp1 juta – kan, kurang.

Itu kenapa, Pak Budi merasa sangat terbantu karena CROWDE memberi akses permodalan. Dia tidak perlu lagi bingung memikirkan soal modal usaha untuk memulai budidayanya. Apalagi CROWDE juga memberikan akses pasar dengan harga jual hasil panen yang lebih stabil.

“Di CROWDE untungnya semua sudah full ditanggung dari awal hingga akhir. Semua sudah tersedia, mulai dari permodalan untuk pemupukan, obat, bibit, biaya tenaga kerja, sampai proses pemasarannya juga ditanggung, jadi saya cuma tinggal fokus jalanin budidaya aja”, ungkap Pak Budi.  

Harga jual lebih pasti, keuntungan petani jadi maksimal

Ada lagi mitra petani CROWDE, Pak Nunu (nama alias). Dia membudidayakan komoditas cabai merah besar yang juga pernah mengalami kerugian akibat harga jual pasar terlalu fluktuatif. Tapi, sejak dia bergabung di CROWDE, dia merasa lebih tenang karena mendapat kepastian harga pasar beserta aksesnya (tempat menjual hasil panen).  

“Bagusnya CROWDE bisa memberikan akses pasar yang jelas. Jadi, meskipun saya belum panen, saya sudah mendapat kepastian kemana nantinya hasil panen akan dijual atau dipasarkan. Jadi, nggak perlu khawatir lagi”, ungkap Pak Nunu.

Dia juga menambahkan, kalau dulu dia hanya bisa menjual hasil panennya di pasar lokal. Sehingga keuntungan yang diperoleh pun jadi nggak maksimal.

“Kalau dulu, hasil panen cuma dijual ke pasar lokal sini, tapi itupun harga jualnya cenderung naik-turun. Jadi, pemasukan juga nggak menentu”, tambahnya.

Tapi di CROWDE, hasil panennya bisa dijual ke luar daerah, bahkan pabrik (industri pengolahan), sehingga harga jualnya lebih terjamin. Mitra petani pun bisa mendapat keuntungan maksimal. 

Pemilik toko tani punya pelanggan tetap, jadi untung

Ya, CROWDE juga bekerja sama dengan pemilik toko tani untuk menyuplai beragam kebutuhan budidaya mitra petani. Permodalan ke petani disalurkan dalam bentuk saprotan yang bisa mereka dapatkan dari mitra toko tani terdekat di daerahnya. Sehingga proses disbursement bisa dilakukan secara cashless. Mitra petani juga lebih mudah memperoleh saprotan berkualitas.

Berikut CROWDE review dari salah satu pemilik toko tani yang merasa diuntungkan karena tokonya mendapat pelanggan tetap. Produk yang dijualnya di toko akan dibeli langsung oleh CROWDE secara berkala — untuk kemudian disalurkan ke mitra petani saat akan memulai budidayanya. Pemilik toko tani jadi kebanjiran order dan membuat pemasukan toko lebih maksimal. 

“Pemasukan dan profit toko tani saya jadi lebih maksimal karena ada kebutuhan dari mitra petani CROWDE yang harus selalu disuplai. Proses transaksi jual-beli pun jadi lebih mudah, praktis, dan cepat karena CROWDE juga menyediakan aplikasi yang bisa saya gunakan”, ungkap pemilik UD. Zahra Farm. 

Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Di awal memang banyak penolakan karena petani adalah profesi yang kultural. Mereka sulit menerima ilmu atau pengetahuan baru yang berbasis ilmiah (scientific). Tapi, jika tidak menyerah, semuanya jadi mungkin. CROWDE akan terus berupaya meningkatkan kemampuan budidaya petani agar kesejahteraan hidup mereka lebih terjamin.